Punakawan Yogyakarta : Bentuk, makna, dan fungsi golongan tengen dan kiwa
- 24 February 2014
- Posted by: Admin
- Category: Buku Terbaru
Buku ini menjelaskan mengenai punawakan tengen yang disebut prepat sebagai pamomong satria yang terdiri dari semar, nala gareng, petruk, dan bagong. Punakawan kiwa merupakan abdi (batur) dari tokoh yang berwatak angkara murka terdiri dari togog dan bilung. Penciptaan bentuk punakawan terinspirasi oleh bentuk abdi dalem palawija atau pada mataram kuno termasuk golongan watak I’jro (orang yang dikasihi sultan), yaitu orang cacat memiliki daya sakti. Punakawan berpasangan berdasar pada satuan dua, satuan lima,, dan satuan Sembilan, yang dilatarbelakangi budaya hindu, islam, jawa-islamdan tradisi setempat. Makna punakwan secara semantic dan fisik menunjukkan beberapa nilai yang berguna bagi kehidupan. Fungsi punakawan berdasar 3 lakon yaitu petruk dukun, semar mbangun kayangan dan wahyu setyo wacana diketahui sebagai tokoh punakwan berfungsi sebagai penasehat, pelindung, media penerangan, penghibur, dan pembantu.