Marx dan Freud : Marxixme dan Psikoanalisi

Marx dan Freud : Marxixme dan Psikoanalisi

[vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_single_image image=”15317″ img_size=”medium” alignment=”center” onclick=”zoom” css_animation=”fadeInDown”][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

Buku ini dapat Anda baca di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta dengan diskripsi

Call Number             : 320.532 Osb m

Pengarang                 : Reuben Osborn – M. Dhanil Herdiman

Penerbit                     : IRCiSoD

Tahun Terbit             : 2020

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Salah satu hajat terbesar filsafat Barat adalah mencari titik temu and relasi teoretik antara Marxisme and psikoanalisis. Sebab, dua teori ini dipanandg bertolak belakang, and oleh karenanya tidak bisa “disatukan”. Marxisme menilik dunia objektif, proses-proses sosial and ekonomi, yang hukum-hukum perkembangannya diteliti oleh kaum Marxis, seandgkan psikoanalisis mencermati kehidupan subjektif manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Sigmund Freud.Pertanyaannya, bisakah titik temu and relasi teoretik tersebut ditemukan? Ruben Osborn menjawabnya: bisa. Ruben Osborn, melalui buku ini, menyatakan bahwa tak ada perselisihan, utamanya perihal kajian tentang sifat-sifat dasar manusia. Sebaliknya, keduanya justru saling melengkapi and memperkaya. Keduanya sama-sama memanandg manusia sebagai subjek kekuatan irasional. Bagi Marxisme, kekuatan ini bersumber dari dunia ekonomi. Bagi psikoanalisis, irasionalitas manusia berakar pada cara berpikir kanak-kanak and cara merasakan kehidupan khas manusia dewasa. Praktis, buku ini mengulas soal bagaimana menjadikan psikoanalisis dipelajari secara lebih cermat oleh para pengikut Marxisme dengan maksud agar Marxisme dipelajari secara lebih cermat oleh para pengkaji psikoanalisis.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Search
Categories

[vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_single_image image=”15317″ img_size=”medium” alignment=”center” onclick=”zoom” css_animation=”fadeInDown”][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

Buku ini dapat Anda baca di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta dengan diskripsi

Call Number             : 320.532 Osb m

Pengarang                 : Reuben Osborn – M. Dhanil Herdiman

Penerbit                     : IRCiSoD

Tahun Terbit             : 2020

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Salah satu hajat terbesar filsafat Barat adalah mencari titik temu and relasi teoretik antara Marxisme and psikoanalisis. Sebab, dua teori ini dipanandg bertolak belakang, and oleh karenanya tidak bisa “disatukan”. Marxisme menilik dunia objektif, proses-proses sosial and ekonomi, yang hukum-hukum perkembangannya diteliti oleh kaum Marxis, seandgkan psikoanalisis mencermati kehidupan subjektif manusia sebagaimana yang diajarkan oleh Sigmund Freud.Pertanyaannya, bisakah titik temu and relasi teoretik tersebut ditemukan? Ruben Osborn menjawabnya: bisa. Ruben Osborn, melalui buku ini, menyatakan bahwa tak ada perselisihan, utamanya perihal kajian tentang sifat-sifat dasar manusia. Sebaliknya, keduanya justru saling melengkapi and memperkaya. Keduanya sama-sama memanandg manusia sebagai subjek kekuatan irasional. Bagi Marxisme, kekuatan ini bersumber dari dunia ekonomi. Bagi psikoanalisis, irasionalitas manusia berakar pada cara berpikir kanak-kanak and cara merasakan kehidupan khas manusia dewasa. Praktis, buku ini mengulas soal bagaimana menjadikan psikoanalisis dipelajari secara lebih cermat oleh para pengikut Marxisme dengan maksud agar Marxisme dipelajari secara lebih cermat oleh para pengkaji psikoanalisis.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Search
Categories

Share this post