Perpustakaan seni adalah salah satu jenis perpustakaan yang ada. Perpustakaan seni merupakan perpustakaan peguruan tinggi bidang seni, atau perpustakaan fakultas atau perpustakaan lainnya yang koleksinya di dominasi oleh subjek bidang seni seperti seni rupa dan seni pertunjukkan. Pengguna dari perpustakaan ini beragam seperti akademisi, masyarakat umum atau mereka yang berprofesi sebagai seniman. Perpustakaan seni dikelola oleh pustakawan seni. Pustakawan seni adalah pustakawan yang bekerja di perpustakaan seni atau perpustakaan dengan subjek seni dan memiliki kompetensi di bidang seni serta pengetahuan di bidang perpustakaan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan di formal atau pelatihan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Dengan kata lain pustakawan seni memadukan kompetensi di bidang perpustakaan serta kompetensi atau subjek bidang seni. Kompetensi yang diperlukan oleh pustakawan seni dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan, seni, teknologi informasi serta dinamika masyarakat sebagai pengguna perpustakaan. Belum lagi akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan seni. MEA merupakan pasar tunggal yang memungkinkan distribusi barang, investasi dan jawa secara bebas dilingkungan ASEAN. Kondisi ini juga berdampak bagi pustakawan seni, apakah mereka mampu berkompetensi atau justru bekerjasama dengan pustakawan seni dari negara anggota ASEAN lainnya. Sebagai usaha untuk memperoleh gambaran tentang profil pustakawan seni serta bagaimana sikap pustakawan seni dalam menghadapi MEA maka UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta berencana mengadakan seminar Nasional dengan tema “Profil Pustakawan Seni di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Hal ini dipaparkan dalam seminar nasional pada & Oktober 2015 di gedung Ajiyasa FSR ISI Yogyakarta. Sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Djohan Salim dan Ida Fadjar Priyanto, M.A., P.hd. Dalam kesempatan ini pembicara pertama menyampaikan makalah dengan tema “Profil Pustakawan Seni Saat ini dan Ke depan”. Sebagai seorang akademisi dan pengguna perpustakaan seni, beliau menyampaikan gambaran tentang profil pustakawan seni dari perspektif pemustaka atau pengguna perpustakaan sedangkan pembicara kedua menyampaikan makalah dengan tema MEA dan Dampaknya Bagi Pustakawan di Tanah Air. Lebih spesifik lagi beliau menyampaikan materi tentang konsekwensi MEA bagi pustakawan, kompetensi yang diperlukan pustakawan serta bagaimana pustakawan menyikapi pasar bebas yang datang. Dengan materi yang disampaikan kedua pembicara tersebut mampu memberikan gambar tentang profil pustakawan yang dibutuhkan perpustakaan seni dan bagaimana pustakawan menyikapai MEA.
Cari
Kategori
Posting Terbaru
Layanan Pengecekan Turnitin
3 Januari 2025Djaka Lodang, No. 29, 14 Desember 2024
31 Desember 2024Djaka Lodang, No. 28, 7 Desember 2024
31 Desember 2024Perpustakaan seni adalah salah satu jenis perpustakaan yang ada. Perpustakaan seni merupakan perpustakaan peguruan tinggi bidang seni, atau perpustakaan fakultas atau perpustakaan lainnya yang koleksinya di dominasi oleh subjek bidang seni seperti seni rupa dan seni pertunjukkan. Pengguna dari perpustakaan ini beragam seperti akademisi, masyarakat umum atau mereka yang berprofesi sebagai seniman. Perpustakaan seni dikelola oleh pustakawan seni. Pustakawan seni adalah pustakawan yang bekerja di perpustakaan seni atau perpustakaan dengan subjek seni dan memiliki kompetensi di bidang seni serta pengetahuan di bidang perpustakaan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan di formal atau pelatihan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Dengan kata lain pustakawan seni memadukan kompetensi di bidang perpustakaan serta kompetensi atau subjek bidang seni. Kompetensi yang diperlukan oleh pustakawan seni dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan, seni, teknologi informasi serta dinamika masyarakat sebagai pengguna perpustakaan. Belum lagi akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan seni. MEA merupakan pasar tunggal yang memungkinkan distribusi barang, investasi dan jawa secara bebas dilingkungan ASEAN. Kondisi ini juga berdampak bagi pustakawan seni, apakah mereka mampu berkompetensi atau justru bekerjasama dengan pustakawan seni dari negara anggota ASEAN lainnya. Sebagai usaha untuk memperoleh gambaran tentang profil pustakawan seni serta bagaimana sikap pustakawan seni dalam menghadapi MEA maka UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta berencana mengadakan seminar Nasional dengan tema “Profil Pustakawan Seni di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Hal ini dipaparkan dalam seminar nasional pada & Oktober 2015 di gedung Ajiyasa FSR ISI Yogyakarta. Sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Djohan Salim dan Ida Fadjar Priyanto, M.A., P.hd. Dalam kesempatan ini pembicara pertama menyampaikan makalah dengan tema “Profil Pustakawan Seni Saat ini dan Ke depan”. Sebagai seorang akademisi dan pengguna perpustakaan seni, beliau menyampaikan gambaran tentang profil pustakawan seni dari perspektif pemustaka atau pengguna perpustakaan sedangkan pembicara kedua menyampaikan makalah dengan tema MEA dan Dampaknya Bagi Pustakawan di Tanah Air. Lebih spesifik lagi beliau menyampaikan materi tentang konsekwensi MEA bagi pustakawan, kompetensi yang diperlukan pustakawan serta bagaimana pustakawan menyikapi pasar bebas yang datang. Dengan materi yang disampaikan kedua pembicara tersebut mampu memberikan gambar tentang profil pustakawan yang dibutuhkan perpustakaan seni dan bagaimana pustakawan menyikapai MEA.
Cari
Kategori
Posting Terbaru
Djaka Lodang, No. 29, 14 Desember 2024
Djaka Lodang, No. 28, 7 Desember 2024