[vc_row][vc_column width=”1/2″][vc_single_image image=”20043″ img_size=”medium” alignment=”center” css_animation=”fadeInDown” css=””][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text css=””]Anda dapat membeli buku ini di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Pengarang
Roy J. Howard
Penerbit:
Nuansa Kecerdasan
Tahun Terbit
–
Jumlah Halaman
232 hal
Bahasa
Indonesia
Stok
Ada
Harga
Rp. 73.200[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text css=””]
Buku ini tidak dapat diklaim sebagai suatu laporan yang mendalam, dan tidak menampilkan seluruh bentuk hermeneutika mutakhir, sebagaimana ia juga tidak meninggalkan tiga tradisi hermeneutika. Langkah ini dipilih sebagai seleksi dan interpretasi. Suatu eksplorasi yang memetakan jalan-jalan dalam tradisi hermeneutika. Bab pertama menyajikan perkembangan tradisi analitik karena dipengaruhi oleh karya Wittgenstein baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Bab ini didahulukan karena menjelaskan suatu hal yang umum berlaku bagi seluruh hermeneutika; Penolakan terhadap empirisisme mono-metodologi. Bab ini dengan jelas juga menyuguhkan kasus-kasus yang tidak dapat dihindari dari masukan “subyektif”, yang pada dasarnya memahami psikologi. Bab kedua , menolak mono-metodologi baik dari posistivisme maupun dari Marxisme klasik, menyajikan spekulasi Marxisme yang telah berkembang dan cukup untuk menggabungkan beberapa prinsip metodologi dari pemahaman simbol karya Freud. Juru bicaranya di sini adalah ahli filsafat Mazhab Frankfurt, Jürgen Habermas. Bab ketiga menyuguhkan perkembangan fenomenologi sebagaimana sebagaimana tercermin dalam refleksi Profesor Gadamer. Bukunya diawali dengan pendahuluan yang memberikan gambaran tentang sejarah asal mula filsafat hermeneutika di abad ke-19. Kemudian disiplin ini tiba pada kesadaran filsafat diri dalam usaha membuat respon konstruktif terhadap berbagai tantangan pengikut epistemologi Kant dan kemudian epistemologi positivisme.
[/vc_column_teks][/vc_column][/vc_row]