National Geographic Indonesia Volume 19 Juli 2024
Dalam edisi kali ini menampilkan beberapa informasi diantaranya Agustinus Mahuze : Pria ini merawat totem marga dan etika ekologi leluhur, demi melestarikan hutan Taman Nasional Wasur, Papua (hal. 14), Penunggu sang bagaskara di penghujung masa : Masyarakat adat Kusamba mengolah garam sejak beraabad silam kini, kelangsungan tradisi ini terancam oleh manusia dan alam (hal. 16), Jejak riset botani bumi tropika : jejak langkah pakar taksonomi mengungkap keanekaragaman hayati mtumbuhan dan dinamikanya berlanjut hingga hari ini (hal. 18) Para pembela terumbu : Perlindungan inovatif masyarakat Hatohobei menjamin kesehatan atol demi generasi mendatang (hal. 22), Mengusung inovasi masyarakat adat : Menteri dalam negeri AS Deb Haaland berupaya membangun hubungan yg lebih kuat antar suku-suku negara bagian dengan pemerintah federal, selangkah demi selangkah melalui perjanjian pengelolaan bersama ( 38), Snatapan keluarga : Pemenang James Board Award, Sherry Pocknett berbagi resp fish hash dengan bahan dasar yabg berakar dari Northeast Woodlands (42), Perburuan
Masyarakat Inughuit : Selama beberapa generasi, masyarakat Inughuit telah mengamati Narwhal dab mengejar mereka melalui perairan es Greenland. Mereka percaya sudah waktunya bagi parailmuwan dan pejabat pemerintah untuk lebih memperhatikan pengetahuan adat (hal. 46), Selandia baru lebih dari sekadar kata-kata : Model pengajaran bahsa Maori telah menunjukan kepada masyarakat diseluruh dunia sebuah cara merebut dan membangun kembali budaya mereka (hal. 66), Hawai kebiasaan kuno, harapan masa depan : Cetak biru keberlanjutan ditemukan kembali dan sistem pengolahan lahan moku dan ahupa’a masyarakat adat Hawaii (hal. 70), Masa depan ditangan adat : Bagi National Geographic Explorer Keolu Fox, kunci untuk memanfaatkan tehnologi masa depan adalah berpusat kemasa lalu (hal. 74).