Mata Budaya Nomor 1 Tahun VI/2022
[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”18079″ img_size=”medium” alignment=”center” css_animation=”fadeInRight”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Dalam edisi kali ini menampilkan beberapa informasi diantaranya: Yogyakarta dan Spirit kebangsaan 9hal. 3), Hari penegakan kedaulatan negara jadi nilai lebih Yogyakarta (hal. 4), Ahmad Athoillah: Arti penting sejarah lokal dalam reportase warisan budaya (hal. 8), Yang terlupakan dari Serangan Umum 1 Maret 1949 (hal. 11), Purwadmadi Admadipurwa: Pekerja budaya yang utuh (hal. 14), “Tungseng” Menu para pejuang (hal. 15), Pertempuran Plataran 24 Februari 1949 disosiodramakan oleh anak-anak (hal. 18), Heroisme berbalut kebhinnekaan (hal. 20), Mancakrida gerilya, cara warisi nilai kejuangan (hal. 24), Internalisasi kesejarahan: Serenade bunga bangsa #5 (hal. 27), Lakon “Lintang Ngayogyokarta” khusus kethoprak rebon Maret 2022 (hal. 28), Front Bantar, medan juang Kulon Progo (hal. 30), Ratimaya kemeriahan grafis (ha. 32), Gempita budaya, Jalan muhibah Jawa- Sunda (hal. 34), Mengenal kembali aura kultural-filosofis di Malioboro (hal. 38), Pendamping desa budaya siap bertugas (hal. 40), Sistem otomasi perpustakaan Sonobudoyo (hal. 42), “Nguyang” jaran kepang adat warga Pendoworejo (hal. 44).[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]