Patrawidya, Vol. 21, No.3, Desember 2020

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”16235″ img_size=”medium” alignment=”center” css_animation=”rotateInDownRight”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Edisi kali ini memuat beberapa tulisan. Asketisme perempuan Jawa dalam bayang hedonisme priyayi Surakarta (abad XIX – awal abad XX) (hal. 263). Menambang Kali Brantas: dari krisis menuju jalan keluar (hal.289). Pela, Gandong dan plural social capital: analisis kapasitas modal sosial dalam membangun integritas sosial masyarakat Ambon (hal. 303). Tak selalu menjadi ”dari timur kebarat”: model basalla dan pengetahuan pertanian di Hindia Belanda (1817-1942) (hal.329).  Kultus Hanuman: pembawa hujan dalam naskah Merapi-Merbabu (hal.353). Ngeger (suatu model pendidikan karakter) (hal.369).[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]