Sindhunata membuka lembaran Basis edisi ini dengan tulisan “Demistifikasi Takhta Kesucian”, tulisan tentang Paus Fransiskus yang memberi tauladan dengan tindakan sederhana dan berpendapat bahwasannya suatu kemunafikan bagi gereja menyerukan perubahan sementara gereja sendiri tidak mau berubah & memperbaiki diri (hal.2). Hal. 4 mengisahkan tentang Jalaluddin Akbar, pemimpin yang mendedikasikan diri bagi kebaikan masyarakat yang dipimpin, tegas menjalankan keputusan yang tidak populis, dan dengan kreatif mencari peluang untuk membangun hubungan antara umat beragama yang harmonis. Hal 29 rubrik filsafat, mengetengahkan tulisan B.C. Triyudo Prastowo yang mengangkat pendapat Prof. N. Driyarkara tentang pentingnya personisasi.